Rembang-Harga beli gabah hasil panen musim tanam (MT) pertama 2010 - 2011 di tingkat lokal saat ini cenderung turun. Hal ini dipicu banyak petani melakukan panen lebih awal karena takut tanaman padi rusak akibat hujan dan sebagian lagi disebabkan serangan
Kaslam warga desa Sumbergayam kecamatan Kragan yang baru saja panen seminggu lalu mengatakan, meski gabah hasil panen sekira 90% dari kondisi normal, namun tidak selayaknya dibeli dengan harga murah. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mempertahankan harga gabah, terpaksa menjualnya kepada pedagang di luar daerah.
Menurut Kaslam, biasanya pedagang dari
Kaslam menambahkan, kecenderungan seperti itu tidak dapat dielakkan setiap tahunnya. Walaupun sebenarnya, saat ini sudah ada program untuk menyiasati hal itu, yakni dengan program resi gudang. Mekanismenya sebagian besar hasil panen akan dijual saat harga di pasaran membaik, tetapi karena petani segera butuh uang, maka memilih menjual ke luar daerah.
Sementara itu Yudiono anggota asosiasi kontraktor beras mitra Bulog menuturkan, saat ini para kontraktor pengadaan beras rekanan Bulog belum mulai melakukan penyerapan, karena belum ada ketentuan harga yang jelas. Hingga akhir Januari ini belum juga diumumkan Harga Pokok Pembelian (HPP) baru, baik untuk gabah kering panen, gabah kering giling dan beras.
Yudiono memprediksi penyerapan paling tinggi terjadi pada Februarti hingga Mei pada saat panen raya. Apabila pada saat para kontraktor akan melakukan pembelian belum juga terbit HPP baru, maka akan mengacu pada ketentuan lama.
Ditambahkan Yudiono, pada HPP tahun 2010 yang tertuang dalam Instruksi Presiden No 7/2009 per tanggal 29 Desember Tahun 2010, dicantumkan untuk harga pembelian gabah kering panen (GKP) di petani Rp 2.640 per kilogram, GKP di penggilingan Rp 2.685 per kilogram. Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dinaikkan menjadi Rp 3.300, GKG di gudang Bulog Rp 3.345 per kilogram dan HPP beras di gudang Bulog Rp 5.060 per kilogram.