“Lomba pada tahun ini diikuti sebanyak 240 orang dari 27 Kecamatan se-Kabupaten Lamongan”, ujar Kepala Kantor Kementerian Agama di Lamongan Kusaiyin Wardani dalam laporannya. Tampak hadir dalam acara tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lamongan Abdul Aziz Khoiri, serta para camat se-Kabupaten Lamongan.
Dijelaskannya lebih lanjut, peserta sendiri terbagi dalam enam cabang dengan 18 golongan. Diantaranya Cabang Tilawah dan Tafsir Al-Qur’an. MTQ yang dihelat hanya satu hari tersebut, terbagi di sembilan lokasi berbeda. Diantaranya Masjid Agung Lamongan dan Masjid Dinas Pendidikan setempat yang baru saja diresmikan oleh mantan Bupati Lamongan Masfuk beberapa waktu lalu. “Memang sengaja digelar hanya satu hari karena dilaksanakan di banyak tempat, Insya Allah waktunya cukup,” katanya.
Sementara Agus Sugiarto menyampaikan, MTQ yang digelar rutin itu untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan isi Al Qur'an. Selain itu, MTQ kali ini juga untuk mempersiapkan generasi baru kafilah Lamongan untuk mengikuti MTQ Tingkat Provinsi Jatim di Madiun sekitar Juni nanti.
“Mudah-mudahan dengan diadakannya acara ini dapat memberikan motivasi anak-anak yang ada di Lamongan untuk rajin membaca al-quran dan belajar tajwid serta dapat mempertebal kecintannya terhadap al-quran,” pungkasnya. Pada akhir acara Agus mengukuhkan dewan hakim MTQ sebanyak 27 orang per kategori yang nantinya akan bertugas sebagai juri.
Tahun 2010 lalu, MTQ Lamongan mencatatkan prestasi yang membanggakan. Setelah 21 tahun tanpa mampu meraih medali di MTQ tingkat Jatim, lewat cabang Musabaqoh Syahril Qur'an (MSQ) berhasil meraih medali emas. Selain medali emas, kafilah yang berkekuatan 40 orang itu juga berhasil meraih satu medali perunggu, dua juara harapan 1, dua juara harapan II dan tiga juara harapan III.
Bahkan di MTQ tingkat nasional ke-23, Khoirotul Ummah yang berlomba di cabang Tahfidz 1 Juz Thilawah sukses meraih medali emas. Medali emas Khoirotul Ummah itu juga menjadi satu-satunya medali emas yang diraih Kafilah Jatim di ajang yang ditutup Wakil Presiden Boediono 12 Juni lalu tersebut.