Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kota Batam, Guntur Sakti mengatakan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Batam 811.911 orang hingga Oktober 2010 dan pada Nopember ini diprediksi mendekati angka satu juta orang. Dengan demikian sulit untuk mengejar target 1,2 juta wisawatan hingga akhir tahun.
“Sekitar 60 persen wisatawan asing ke Batam berasal dari Singapura oleh sebab itu pembangunan pusat hiburan di Marina Bay sangat memukul industri pariwisata di Batam karena kunjungan wisatawan singapura anjlok,” katanya, Selasa (21/12).
Tidak tercapainya target, kata dia disebabkan beberapa faktor, pertama disebabkan pembangunan pusat hiburan dan perjudian di Marina Bay Singapura yang menyebabkan turis dari Singapura yang selama ini paling banyak berkunjung ke Batam menjadi anjlok.
Warga Singapura yang selama ini banyak menghabiskan waktu liburnya ke Batam menurun akibat pembangunan pusat hiburan di Marina Bay karena banyak warga Singapura yang mengalihkan rencana perjalannya dari Batam ke tempat tersebut.
Selain itu, kebijakan Visa on Arrival (VoA) di awal tahun juga melemahkan pertumbuhan industri pariwisata di Batam. Pasalnya kebijakan yang mengenakan tarif 25 dollar AS kepada wisatawan asing menyurutkan minat mereka untuk berkunjung ke Batam. Itu disebabkan mayoritas wisawatan asing yang ke Batam hanya berkunjung selama dua atau tiga hari sehingga bila harus membayar 25 dollar AS setiap berkunjung dirasa memberatkan.
Oleh karena itu, Pemerintah pusat mengganti kebijakan tarif tunggal 25 dollar AS menjadi tariff ganda pada Juli 2010. Kebijakan itu mengatur untuk wisatawan yang datang ke Batam akan dikenakan dua tarif, pertama, tarif lama 25 dollar AS per wisawatan untuk kunjungan maksimal 30 hari dan Kedua, tarif baru sebesar 10 dollar AS untuk setiap wisawatan dengan waktu kunjung maksimal satu minggu.
Menurut Guntur, kebijakan pemerintah yang memberlakukan tarif 10 dollar AS sudah sangat tepat, sayangnya kebijakannya di ikuti dengan aturan yang lain yang membingungkan wisatawan.
Aturan yang membingungkan itu misalnya tentang harus dipenuhinya beberapa persyaratan bagi wisatawan asing yang berhak mendapat tariff 10 dollar AS. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain, harus datang berkelompok minimal empat orang, harus melihatkan surat keterangan wisata dari biro perjalanan mereka sebagai tanda ada jaminan. Selain itu, wisatawan tersebut juga harus masuk ke Batam secara bersamaan.
Kondisi itu menurut Guntur kian menyurutkan minat wisawatan untuk mengunjungi Batam dan itu diketahui dari pembatalan sejumlah paket perjalanan luar negeri ke Batam disebabkan kebijakan tariff VoA yang membingungkan tersebut.
Target 2011
Meskipun target 2010 diperkirakan tidak tercapai, namun pemerintah kota Batam tetap meningkatkan target kunungan wisatawan asing tahun depan sekitar 1,25 juta orang. Untuk mencapai target itu telah dialokasikan anggaran sebesar 9 miliar rupiah.
Guntur mengatakan dengan anggaran 9 miliar itu, pihaknya akan melakukan beberapa terobosan baru untuk menggiatkan industri pariwisata di Batam. Beberapa langkah yang akan diambil antara lain menyempurnakan infrastruktur di pelabuhan dan bandara serta layanan umum agar wisawatan merasa nyaman di Batam.
Kemudian bekerjasama dengan organisasi masyarakat untuk menggelar beberapa event tingkat nasional dan internasional untuk memancing wisatawan ke Batam.
Abdul Kadir, Pejabat Pusat Pengolahan Data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI cukup optimistis dengan target 1,250 juta kunjungan wisman ke Batam bisa dicapai.
”Berdasarkan evaluasi 2010 dan sudah diketahui penyebab tidak tercapainya target tahun ini maka pemerintah daerah akan meningkatkan even wisata pada bulan-bulan krusial , kemudian melakukan inovasi-inovasi dan perbaikan pelayanan sehingga saya optimis target tahun depan tercapai,” katanya dalam rapat evaluasi kunjungan wisatawan di Batam, Selasa (21/12).
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Batam, Elang Tri Praptomo yang juga hadir dalam rapat evaluasi kunjungan wisatawan Batam mengatakan faktor kondisi ekonomi global tidak bisa disepelekan dalam mengejar target tahun depan.
Menurut dia, jika kondisi ekonomi global kian membaik maka target kunjungan wisatawan tahun depan akan mudah tercapai. Sementara itu, kondisi ekonomi dalam negeri dengan perkiraan angka inflasi 5 persen dengan plus dan minus satu bisa mendorong pencapaian target tersebut. (gus).