Musim Teri Nasi, Nelayan Nekad Melaut

Rembang-Nelayan tradisional di Rembang nekad menerjang hempasan ombak dan kencangnya tiupan angin selama musim baratan, karena sedang musim teri nasi di perairan setempat. Bertepatan dengan musim baratan pada akhir tahun lalu hingga bulan Februari tahun ini, justru membuat nelayan tradisonal semangat bekerja.


Seperti tahun-tahun sebelumnya, dipastikan bila saat musim baratan selalu diiringi melimpahnya komoditi ikan kecil yang oleh nelayan setempat disebut teri nasi. Hampir dua pekan terakhir nelayan berpesta dengan adanya teri nasikarena dipasaran harganya cukup mahal.


Suntari nelayan warga desa Kabongan Lor Kecamatan Rembang kota mengatakan, setiap hari dia bersama awak perahu berangkat pukul 4 pagi, kembali sekitar pukul 11 siang. Hasil tangkapan yang diperoleh rata-rata per hari mencapai 30 kilogram. Untuk menjualnya nelayan tidak kebingungan karena sudah ada pengepul yang siap membeli berapapun jumlah hasil tangkapan, dengan harga jual 17 ribu rupiah per kilogramnya.


Sementara itu Munasah, salah satu pengepul yang setiap hari melakukan aksi borong teri nasi mengatakan, dia dan beberapa pengepul lain mendapatkan modal dari salah satu pabrikan pengolah ikan untuk mencari dagangan teri nasi. Biasanya stok dicari di desa Kabongan lor, Pandean dan Tritunggal yang lokasinya saling berdekatan.


Untuk setiap kilogram teri nasi yang dibeli, para pengepul mendapat komisi seribu rupiah dari dana yang disediakan oleh perusahaan pengolah hasil perikanan yang bekerja sama selama ini. Rata-rata per hari para pengepul setor ke pabrik mencapai dua kwintal.


Sementara nelayan awak kapal ukuran besar yang libur bekerja sekian lama, memanfaatkan waktu luang dengan aktifitas memperbaiki kapal dan servis mesin. Apabila kondisi laut sudah mulai cerah, mereka akan berangkat melaut meski untuk 5 atau 6 hari dari waktu normal semestinya bekerja selama 15 hari.

◄ Newer Post Older Post ►