Pengadilan Tolak Gugatan David Ginola Kepada Houllier


Pengadilan di Toulon pada Kamis (05/4) dini tadi hari WIB menolak gugatan David Ginola terhadap mantan pelatih Timnas Prancis, Gerard Houllier.

Sebelumnya Houllier menyebut Ginola sebagai 'bajingan' pada bukunya untuk menggambarkan peran Ginola pada kegagalan Prancis untuk mencapai Piala Dunia 1994. Ginola yang tidak bisa menerima pernyataan Houllier kemudian memutuskan untuk pelatih asal Prancis itu 5.000 Euro atas tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik.

Pengadilan di Toulon menemukan bahwa kata-kata yang digunakan Houllier tidak dapat dinilai secara terpisah dari konteksnya. Dengan demikian, tuntutan Ginola ditolak karena tidak memenuhi syarat untuk menjadi fitnah maupun pencemaran nama baik.

"Pengadilan menerima bahwa terdapat penyimpangan dalam kutipan," kata hakim Didier Guissard.

Sebagai hasil dari masalah prosedural mereka, pengadilan mengatakan bahwa mereka tidak memeriksa substansi kasus. Selama sidang empat jam, hakim berusaha untuk mengadakan rekonsiliasi di antara dua orang tersebut, namun hal itu tidak membuahkan hasil.

"Mereka membawa saya ke tiang gantungan," kata Ginola yang emosional.

"Hidup saya bermuara pada sepuluh detik permainan dan 18 tahun kemudian, saya diperlakukan seperti (kasta) paria. Gerard Houllier mengatakan bahwa saya idiot, bajingan, dan bahwa saya melakukan tindak kriminal terhadap tim Prancis," imbuh Ginola.

Komentar-komentar Houllier mengenai peran Ginola saat Prancis dikalahkan Bulgaria pada 1993, terlihat pada buku yang ditulis oleh dua jurnalis, Christophe Daniel dan Riolo Paillet, yang berjudul 'Rahasia-rahasia Sang Pelatih.'

Ginola secara luas difitnah untuk bola operannya yang membuat Emil Kostadinov dapat mencetak gol pada menit ke-89, pada pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 di Paris. Kemenangan tersebut membuat Bulgaria melaju ke Piala Dunia 1994, sementara Prancis tersingkir.

Sementara itu, Houllier menganggap Ginola hanya menjadi korban dari pilihan kata-kata yang buruk yang dicetak di buku itu.

"Saya tidak pernah meragukan integritasnya," ucap mantan pelatih Liverpool dan Lyon itu.

"Jika saya menyesali sesuatu, itu adalah penggunaan kata 'kriminal' sebagai pengganti 'kesalahan yang serius.' Tidak ada kesamaan dari kedua kata itu," pungkasnya.

GABUNG Halaman Facebook saya Super Berita ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
   
FOLLOW TWITTER saya Super Berita ,dengan mengklik dibawah ini
http://darmawanku.files.wordpress.com/2009/07/twitter-logo.png?w=121&h=35
◄ Newer Post Older Post ►