Belajar Di Ponpes Sukses Budidayakan Lele

Sarang-Berbekal menjadi santri disalah satu pondok pesantren di pasuruan jawa timur kurang lebih 18 tahun silam, Zaenudin usia 35 tahun warga RT 12-RW 3 desa Lodan Kulon kecamatan Sarang tidak hanya mendapatkan ilmu agama saja, tetapi para santri juga mendapat bekal pengetahuan umum, termasuk cara beternak lele.


Dari pengetahuan tersebut, mendorong M Zaenudin membudidayakan lele sewaktu kembali ke rumah. Meski tak langsung berhasil, hal itu tidak membuatnya putus asa. Hingga akhirnya menemukan cara tepat memelihara lele dan menuai sukses.


Zaenudin menuturkan, terhitung sejak 5 tahun silam bekerja sebagai buruh pabrik, dirasa tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, akhirnya bermodalkan uang pesangon sebesar Rp 2,5 juta, digunakan untuk menyiapkan kolam ukuran 3 x 4 meter di halaman belakang rumah. Dari pengetahuannya itu, Dia menebar 4.000 bibit lele, Dengan tingkat kematian sekira 10% saat panen tiba, mampu menghasilkan 9 kwintal ikan lele size 1 kilogram isi 4 ekor. Harga pada waktu itu Rp 6.000 per kilogram, dan meraup pendapatan Rp 5,6 juta.


Dalam perkembangannya, Zaenudin telah memiliki 3 petak kolam lele berukuran 2 x 4 meter, 4 x 4 meter dan 5 x 7 meter, total ditebar 15.000 ekor bibit lele. Saat panen kemarin meski tingkat kematian sekira 15%, masih diperoleh hasil memuaskan, mencapai 3 ton lebih. Harga jual per kilogram Rp 9 ribu, diperoleh pendapatan Rp 27 juta lebih. Modal yang dikeluarkan hingga panen mencapai Rp 8 juta, Zaenudin meraup keuntungan bersih sekira Rp 19 juta.


Zaenudin menambahkan, dia tidak bingung dalam memasarkan lele piarannya, karena sejumlah pelanggan selalu tahu kapan masa dia panen. Mereka datang langsung melakukan aksi borong, pembeli adalah pedagang makanan pecel lele dari berbagai kecamatan di Rembang, Blora dan Jatirogo-Tuban.

◄ Newer Post Older Post ►