Pemerintah merespon adanya kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) yang terjadi di pasaran seperti halnya di Indramayu. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Disko-pindag) Kabupaten Indramayu, H Warjo SH mengatakan, jangan sampai kenaikan harga menimbulkan keresahan di masyarakat.
Menurut Warjo, kenaikan harga sembako, saat ini sangat dirasakan masyarakat kecil. Dalam upaya menekan laju kenaikan tersebut, Diskopindag Kabupaten Indramayu telah melakukan tindakan monitoring langsung ke lapangan atau pasar-pasar. Pada kesempatan itu, para pedagang dimotivasi agar memperbanyak barang dagangannya, namun bukan untuk ditimbun, melainkan dimaksudkan untuk menekan kenaikan harga.
Kepala Diskopindag Indramayu juga mengatakan, Diskopindag pun melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Seperti Dinas Pertanian setempat, agar para petani mau menanam komoditi yang diperlukan masyarakat, dengan pola tanam berkesinambungan. Sehingga, jika ada kenaikan harga, tidak terjadi secara mendadak dan angka kenaikannya tidak signifikan.
Menurut Warjo, terjadinya kenaikan harga disebabkan sering terjadinya cuaca buruk. Sehingga, membuat petani sulit memprediksi kondisi cuaca. Alhasil, musim tanam tak bisa ditentukan dan produksi pertanian menurun.
Dari data yang ada di Diskopindag, kenaikan harga sembako antara lain terjadi pada beras KW3, dari Rp 6.500 per kg menjadi Rp 6.750 per kg. Sedangkan, daging sapi dari 63.300 per kg menjadi 64.000 per kg.
Sementara itu guna menekan kenaikan harga gas elpiji, H Warjo mengatakan, saat ini tengah ditandatangani harga eceran tertinggi (HET) oleh Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah dengan harga Rp 13.650 per tabung isi 3 kg. Sedangkan, mengenai kenaikan harga cabai, menurut Warjo masih bisa ditoleransi. (suarakarya)
Menurut Warjo, kenaikan harga sembako, saat ini sangat dirasakan masyarakat kecil. Dalam upaya menekan laju kenaikan tersebut, Diskopindag Kabupaten Indramayu telah melakukan tindakan monitoring langsung ke lapangan atau pasar-pasar. Pada kesempatan itu, para pedagang dimotivasi agar memperbanyak barang dagangannya, namun bukan untuk ditimbun, melainkan dimaksudkan untuk menekan kenaikan harga.
Kepala Diskopindag Indramayu juga mengatakan, Diskopindag pun melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Seperti Dinas Pertanian setempat, agar para petani mau menanam komoditi yang diperlukan masyarakat, dengan pola tanam berkesinambungan. Sehingga, jika ada kenaikan harga, tidak terjadi secara mendadak dan angka kenaikannya tidak signifikan.
Menurut Warjo, terjadinya kenaikan harga disebabkan sering terjadinya cuaca buruk. Sehingga, membuat petani sulit memprediksi kondisi cuaca. Alhasil, musim tanam tak bisa ditentukan dan produksi pertanian menurun.
Dari data yang ada di Diskopindag, kenaikan harga sembako antara lain terjadi pada beras KW3, dari Rp 6.500 per kg menjadi Rp 6.750 per kg. Sedangkan, daging sapi dari 63.300 per kg menjadi 64.000 per kg.
Sementara itu guna menekan kenaikan harga gas elpiji, H Warjo mengatakan, saat ini tengah ditandatangani harga eceran tertinggi (HET) oleh Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah dengan harga Rp 13.650 per tabung isi 3 kg. Sedangkan, mengenai kenaikan harga cabai, menurut Warjo masih bisa ditoleransi. (suarakarya)