Rasio C/N 18,88
C 35,11%
N 1,86%
P2O5 0,21%
K2O 5,35%
Air 55%
ari data di atas, kompos jerami memiliki kandungan hara setera dengan 41,3kg urea, 5,8 kg SP36, dan 89,17kg KCl per ton kompos atau total 136,27 kg NPK per ton kompos kering.
Menurut Kim and Dale (2004) potensi jerami kurang lebih adalah 1.4 kali dari hasil panennya. Jadi kalau panennya (GKG) sekitar 6 kuintal, jerami keringnya tinggal dikali dengan 1,4. Menurut data dari Deptan (klik di sini) produktivitas padi secara nasional adalah 48,95 ku/ha dan produksi padi nasional pada tahun 2008 adalah sebesar 57,157 juta ton. Dari data ini bisa diperkirakan jumlah jumlah jerami secara nasional yaitu sebesar 80,02 juta ton. Luar biasa besarnya.
Jika jerami ini dibuat kompos dan renemen komposnya adalah 60%, maka dalam satu ha sawah dapat dihasilkan 4,11 ton kompos. Nah, kalau dihitung secara nasional kompos jeraminya adalah sebesar 48,01 juta ton. Bener-bener ruar biasa.
Sekarang coba kita hitung potensi hara jerami ini secara nasional. Hasilnya adalah kompos jerami setera dengan 1,09 juta ton urea, 0,15 juta ton SP36, dan 2,35 juta ton KCl atau 3,6 juta ton NPK. Hebatnya lagi jumlah ini kurang lebih 45% dari komsumsi pupuk nasional pada tahun 2007 untuk pertanian (data lihat di sini). Nilai rupiahnya juga sangat fantatis yaitu Rp. 5,42 trilyun.
Kompos jerami memiliki potensi yang ruar biasa sekali. Yang sangat menyediahkan saya adalah potensi ini disia-siakan begitu saja. Petani lebih suka membakar jerami daripada membuat komps jerami. Lebih parah lagi, pemerintah tidak peduli atau bahkan mengabaikan potensi ini.
Andaikan kompos jerami ini benar-benar dimanfaatkan, berapa jumlah subsidi yang bisa dihemat. Lahan sawah akan semakin subur, petani bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia. Tunggu apa lagi.