Teknik kultur antera dapat mempercepat waktu pemuliaan melalui pembentukan galur haploid ganda (galur murni) dari polen tanaman F1, sehingga seleksi untuk sifat unggul yang diharapkan dapat dilakukan lebih awal. Secara teknis kultur antera padi terdiri dari dua tahap; yaitu tahap induksi kalus dari polen yang terdapat dalam antera tanaman F-1 (hasil persilangan antara tetua yang memiliki karakter diharapkan), dan tahap regenerasi tanaman dari kalus menjadi planlet. Planlet hasil regenerasi tanaman selanjutnya diaklimatisasi dan dipelihara hingga fase generatif. Planlet hijau yang dihasilkan pada umumnya berupa tanaman haploid ganda, sehingga dapat menghasilkan biji dan diperbanyak untuk evaluasi lebih lanjut.
Salah satu kendala pemanfaatan teknik tersebut adalah rendahnya produksi planlet hijau yang dihasilkan dan tidak semua genotipe memiliki daya kultur antera. Perbaikan teknis aplikasi untuk meningkatkan produksi galur-galur haploid ganda terus dilakukan. Hingga saat ini teknik kultur antera telah berhasil dimanfaatkan dalam perakitan galur-galur harapan baik pada padi sawah maupun padi gogo. Melalui teknik kultur antera galur-galur harapan dapat diperoleh dalam waktu 2,5 tahun.