GUGATAN ini pernah disampaikan beberapa teman penulis di forum Agromania. Apabila EM-4 disosialisasikan lebih gencar, tentu kesejahteraan petani, peternak, dan pembudidaya ikan di Indonesia bisa lebih baik daripada sekarang. Para elit pun tidak perlu berebut saling mengklaim ’’keberhasilan’’ mereka dalam pembangunan pertanian-kompleks di negeri ini.
Sebenarnya EM sudah lama dikenal di Indonesia. Penemunya, Prof Dr Teruo Higa dari University of The Ryukyus Okinawa (Jepang), sudah membeberkan hasil temuannya pada awal 1980-an. Sebelumnya, selama hampir 20 tahun, Prof Teruo Higa meneliti kehidupan mikroorganisme efektif dan bermanfaat.
Penggunaan EM terbukti dapat memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba penyebab penyakit, memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman, memacu produktivitas ternak dan ikan, serta bisa memperbaiki kualitas air sungai, danau, dan pantai.
Intinya, EM merupakan bioteknologi yang sangat ramah lingkungan, sekaligus mengurangi biaya produksi serta menghasilkan bahan-bahan yang tidak terkontaminasi bahan kimia. Tidak heran jika 160 negara di dunia telah mengaplikasikannya, termasuk Indonesia.
Kalau diurutkan sejak 1980-an, EM hadir dengan berbagai merek dagang, mulai dari EM Master, EM-1, EM-2, EM-3, dan EM-4. Apa sih perbedaannya? Perbedaan hanya terletak pada jumlah dan komposisi mikroorganisme yang menyusunnya.
Semua jenis formula EM terdiri atas lima kelompok mikroorganisme, yakni bakteri fotosintetik, lactobacillus (bakteri asam laktat), actinomycetes, ragi, dan cendawan fermentasi. EM-4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya mengandung 90 persen lactobacillus. Apabila diurai, EM-4 terdiri atas 80 spesies dari 10 genus.
Beberapa Aplikasi Aplikasi EM-4 di bidang pertanian (termasuk perkebunan) membawa segudang manfaat. Antara lain memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, mempercepat proses fermentasi dalam pembuatan kompos, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, bisa menekan aktivitas hama dan mikroorganisme patogen, serta meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman.
Biasanya EM-4 dijual dalam bentuk cair, berwarna cokelat kekuningan, dan berbau asam. Jika belum digunakan, EM-4 berada dalam kondisi istirahat (dorman).
Namun kalau sudah dituang ke dalam bahan organik, maupun disemprotkan ke tanah atau tanaman, zat ini menjadi aktif dan langsung memfermentasi bahan-bahan organik (misal sisa tanaman, kompos, pupuk kandang) dalam tanah.
Hasil fermentasi ini adalah senyawa organik yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman. Itu sebabnya, tanaman tumbuh subur dan sehat.
Selain mendekomposisi bahan organik dalam tanah, EM-4 juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza.
Aplikasi di bidang perikanan juga terbukti meningkatkan pertahanan tubuh ikan/udang, meningkatkan pertumbuhan ukuran ikan/udang(bahkan menyeragamkan ukuran), serta meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat mengurangi pengunaan antibiotik.
EM-4 juga bisa menciptakan efisiensi energi dan pengelolaan kualitas air, mempertahankan kualitas lingkungan, serta menjaga keseimbangan mikroorganisme.
Mencegah Bau Sedangkan aplikasi di bidang peternakan membawa beberapa keuntungan yang signifikan. Antara lain mengurangi stres pada hewan ternak, meningkatkan mutu dan produktivitas (daging dan telur), memperbaiki dan me-ningkatkan kesehatan ternak, menekan angka kematian bibit, memperbaiki kesuburan ternak, dan menyeimbangkan mikroorganisme yang menguntungkan dalam perut ternak.
Bahkan penggunaan EM-4 bisa mencegah bau tak sedap pada kotoran ternak. Bau tak sedap pada kandang otomatis hilang. Jumlah lalat atau serangga pengganggu ternak pun berkurang, sehingga ternak lebih sehat dan produktif.
Prinsipnya, EM-4 mampu memperbaiki jasad renik di dalam saluran pencernaan ternak sehingga derajat kesehatannya meningkat, tidak mudah stres, dan bau kotoran berkurang drastis.
Cara pemberiannya bisa dicampurkan ke dalam pakan ternak atau air minum. Karena aromanya asam-ma-nis, ternak pun mengalami peningkatan nafsu makan. Jangan khawatir, EM-4 tidak mengandung bahan kimia sehingga sangat aman bagi ternak.
Melihat begitu besar manfaatnya, pemerintah melalui departemen, dinas, dan instansi terkait seharusnya bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan EM-4 kepada masyarakat luas.
Fakta ini perlu disampaikan, mengingat masih banyak kalangan petani, peternak, dan pembudidaya ikan yang hingga kini belum tahu apa itu EM-4.