Banjir pasang air laut kembali menerjang permukiman nelayan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Banjir pasang air laut rutin terjadi setiap kali gelombang tinggi melanda perairan Indramayu.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Media Indonesia.com, banjir pasang air laut mulai menggenangi perumahan nelayan di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (2/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Gelombang dengan ketinggian lebih dari 2 meter membuat air laut berhasil melewati dinding penahan ombak yang memagari permukiman warga.
Hujan yang turun sepanjang hari memperparah kondisi banjir pasang air laut. Banjir menjadi semakin lama surut dan masuk ke rumah warga dengan ketinggian hingga 30 cm.
Asikin, warga desa Eretan Kulon mengungkapkan jika banjir pasang air laut yang terjadi memang tidak sampai merusak rumahnya namun benar-benar merepotkan. Ini dikarenakan ia harus kembali memindahkan barang-barang elektroniknya ke tempat yang lebih tinggi sehingga tidak diterjang banjir pasang air laut.
Asikin mengaku, ia dan juga warga desa lainnya walaupun sudah terbiasa dengan banjir setiap air pasang, tetap menginginkan rumah mereka tidak lagi terendam banjir pasang air laut. Karenanya ia pun berharap agar ada jalan keluar sehingga banjir pasang air laut tidak lagi melanda desanya.
Sementara itu, Kepala Desa Eretan Kulon, Amin, mengaku prihatin setiap kali banjir pasang air laut melanda desa mereka. Apalagi jika hujan turun, air akan semakin lama surut. Berdasarkan catatan, banjir pasang air laut yang melanda desa ini terjadi pada 3 November dan 3 Desember 2010 lalu. (mediaindonesia)
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Media Indonesia.com, banjir pasang air laut mulai menggenangi perumahan nelayan di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (2/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Gelombang dengan ketinggian lebih dari 2 meter membuat air laut berhasil melewati dinding penahan ombak yang memagari permukiman warga.
Hujan yang turun sepanjang hari memperparah kondisi banjir pasang air laut. Banjir menjadi semakin lama surut dan masuk ke rumah warga dengan ketinggian hingga 30 cm.
Asikin, warga desa Eretan Kulon mengungkapkan jika banjir pasang air laut yang terjadi memang tidak sampai merusak rumahnya namun benar-benar merepotkan. Ini dikarenakan ia harus kembali memindahkan barang-barang elektroniknya ke tempat yang lebih tinggi sehingga tidak diterjang banjir pasang air laut.
Asikin mengaku, ia dan juga warga desa lainnya walaupun sudah terbiasa dengan banjir setiap air pasang, tetap menginginkan rumah mereka tidak lagi terendam banjir pasang air laut. Karenanya ia pun berharap agar ada jalan keluar sehingga banjir pasang air laut tidak lagi melanda desanya.
Sementara itu, Kepala Desa Eretan Kulon, Amin, mengaku prihatin setiap kali banjir pasang air laut melanda desa mereka. Apalagi jika hujan turun, air akan semakin lama surut. Berdasarkan catatan, banjir pasang air laut yang melanda desa ini terjadi pada 3 November dan 3 Desember 2010 lalu. (mediaindonesia)