Perairan tambak merupakan jenis perairan tertutup yang menggenang dan dibatasi oleh petakan tambak, sehingga ditinjau dari dinamika perairan relatif bersifat statis dan kualitas perairannya sangat tergantung dari pengaruh/perlakuan dari luar. Ekosistem yang terbentuk di dalamnya dapat dikatakan bukan suatu ekosistem yang dapat mengontrol keseimbangan dan kestabilan perairan tersebut dengan sendirinya seperti pada ekosistem perairan yang bersifat alami dan terbuka. Suatu ekosistem perairan yang selalu terjaga dalam keseimbangan dan kestabilannya merupakan suatu area yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi komunitas organisme yang hidup di dalamnya.
Keseimbangan ekosistem perairan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu unsur-unsur penyusunnya terdiri atas komposisi yang ideal ditinjau dari segi jenis dan fungsinya yang membentuk suatu rantai makanan di dalam perairan tersebut. Faktor lainnya yang menentukan keseimbangan ekosistem perairan adalah proses-proses yang terjadi di dalamnya baik yang bersifat biologi, kimia dan fisika berlangsung dalam kondisi yang ideal pula dan membawa pengaruh yang tidak membahayakan bagi kehidupan di dalam perairan tersebut.
Kestabilan ekosistem perairan berarti kemampuan ekosistem tersebut mempertahankan keseimbangannya dalam menghadapi perubahan atau guncangan yang disebabkan oleh pengaruh dari luar. Suatu ekosistem perairan dengan tingkat keseimbangan yang bersifat fluktuatif akan memberikan dampak yang cukup nyata bagi kehidupan yang berada di dalamnya, sehingga dengan sendirinya akan menjadi suatu tempat yang tidak kondusif bagi organisme yang hidup di dalam ekosistem perairan tersebut.
Berdasarkan pada uraian di atas maka ekosistem perairan tambak yang merupakan ekosistem tertutup sangat rentan terhadap timbulnya permasalahan baik yang menyangkut kualitas perairan tambak maupun kondisi dan kualitas udangnya. Permasalahan kualitas perairan tambak secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain:
- Faktor internal, yaitu permasalahan yang disebabkan oleh kondisi dari dalam perairan tambak itu sendiri. Pada kondisi ini terjadi karena proses-proses yang berlangsung di dalamnya cenderung tidak terkendali dan tidak dapat dikontrol oleh mekanisme keseimbangan yang bersifat alami.
- Faktor eksternal, yaitu permasalahan yang disebabkan oleh pengaruh dari luar tambak dan biasanya karena adanya perubahan cuaca.
- Faktor treatment error, yaitu permasalahan kualitas perairan yang disebabkan oleh kesalahan teknis budidaya yang diterapkan. Kondisi ini terjadi karena pengambilan keputusan yang tidak berdasarkan pengamatan dan analisis yang cermat sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan
Permasalahan kualitas perairan tambak sebaiknya dapat diketahui dan diidentifikasi secara dini agar guncangan yang terjadi didalam perairan tersebut tidak menimbulkan masalah yang lebih serius bagi udang. Mengacu pada pengamatan kondisi dan kualitas udang di dalam perairan tambak, maka tingkat permasalahan kualitas air tambak dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu :
- Ringan. Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak belum mempengaruhi kondisi, kualitas, sifat/behaviour dan aktifitas udang di dalam perairan. Permasalahan yang timbul baru sebatas pada perubahan kondisi lingkungan perairan tambak.
- Sedang. Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak belum mempengaruhi kondisi dan kualitas udang, tetapi sudah berpengaruh nyata pada sifat/behaviour dan aktifitas udang di dalam perairan tersebut seperti udang melakukan konvoi, nafsu makan menurun dan cenderung pasif.
- Berat. Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak sudah berpengaruh nyata pada kondisi, kualitas, sifat/behaviour dan aktifitas udang di dalam perairan, seperti udang mulai terinfeksi penyakit, melayang-layang di permukaan air, banyak menempel di dinding petakan tambak, pemunculan di ancho sangat banyak dan gerakannya sangat pasif.
- Sangat Berat. Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak sudah mengakibatkan kematian massal bagi udang, sehingga pengambilan keputusan yang lebih mengarah pada pemanenan.
Tingkat permasalahan kualitas air bisa dikatakan memiliki korelasi dengan pengelolaan kualitas perairan yang dilakukan sebelum perairan terkena masalah terutama yang menyangkut tingkat ketelitian pengamatan kondisi perairan dan udang, metode pengelolaan air, treatmen yang telah digunakan, serta jangka waktu penanganan masalah tersebut. Suatu permasalahan kualitas yang tidak teridentifikasi dan terindikasi sejak dini akan memperberat tingkat permasalahan tersebut, karena terjadi akumulasi permasalahan yang semakin berkembang serta dapat menjalar ke permasalahan aspek lainnya. Jika kondisi ini terjadi maka tingkat permasalahan tersebut tidak hanya bertambah berat tapi juga akan semakin rumit dalam proses pengambilan keputusannya.