sumber : http://www.lipi.go.id/www.cgi?berita&1174722813&
Di pos tanggal : 26-03-2007
Teknologi ozon sebagai pengawet makanan yang aman akan segera diperkenalkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ke masyarakat. Teknologi ini merupakan alternatif untuk menggantikan penggunaan pengawet makanan berbahaya yang selama ini masih banyak digunakan.
"Teknologi ini dapat menggantikan pemakaian formalin yang membahayakan kesehatan namun sampai sekarang masih banyak dipakai masyarakat untuk mengawetkan makanan," kata Peneliti LIPI dari Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi Dr. Anto Tri Sugiharto, dalam siaran pers LIPI, Kamis (15/3).
Dalam aplikasinya, lanjut Dr. Anto, ozon merupakan zat aktif yang jika bereaksi dapat membunuh bakteri. Teknologi ozon yang dikembangkannya menggunakan metode pengolahan sterilisasi dengan menggunakan air berozon. Teknologi ozon mulai dikembangkan Dr. Anto pada 2005 dan telah diujicobakan untuk mengawetkan tomat pascapanen di Balai Penelitian Sayuran Departemen Pertanian di Lembang, Bandung pada 2006.
"Deptan punya masalah dengan sayuran pascapanen yang masih banyak mengandung peptisida dan cepat busuk karena mengandung bakteri," katanya. Dengan menggunakan teknologi ini, tomat dicuci dan disemprot sehingga bakterinya terbunuh dan pestisidanya luruh. Hasil tomatnya bersih dan bisa awet sampai kira-kira tiga minggu.
Menurut dia, teknologi ozon tidak menimbulkan efek negatif seperti formalin karena langsung dapat berubah menjadi oksigen. Dengan demikian, tidak ada zat yang tertinggal di makanan sehingga tidak memiliki efek samping dan aman.