ABSTRAK: Pada saat ini, terdapat beberapa penyakit pada udang yang sudah mulai meresahkan masyarakat pembudidaya udang, Salah satunya adalah penyakit vibriosis yang menyerang udang windu. Penyakit ini disebabkan oleh spesies V. harveyi. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, perlu ada alternatif bahan obat yang lebih aman yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit udang. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat anti bakteri, salah satunya daun sirih (Piper betle Linn).
Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis yang efektif ekstrak daun sirih (P. betle Linn) melalui metode perendaman terhadap tingkat kelulushidupan udang windu (P. monodon ) dan jumlah bakteri Vibrio yang terinfeksi bakeri V. harveyi. Metode penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Dosis Ekstrak yang digunakan adalah : 0 ppm (A), 20 ppm (B), 30 ppm (C), 40 ppm(D). Parameter utama yang diamati adalah jumlah bakteri Vibrio dan tingkat kelulushidupan udang windu (P. monodon ). Parameter penunjang yang diamati adalah kualitas air. Hasil uji Anava menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih berbagai dosis (0 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm) tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan udang windu dan jumlah bakteri Vibrio. Dosis 30 ppm menghasilkan kelulushidupan tertinggi sebesar 57 %. Dosis 40 ppm merupakan dosis ekstrak daun sirih yang menghasilkan penurunan jumlah bakteri tertinggi sebesar 1,9 x 103 CFU/ml. Kualitas air media pemeliharaan udang windu adalah suhu air media pemeliharaan berkisar 27º- 29ºC, oksigen terlarut (DO) berkisar 5 - 6 mg/l, pH berkisar 7 dan amoniak 0,003 ppm.
Keyword : udang windu
teks lengkap >>