IKAN MUJAIR


NYENGGET ...!! :

Ikan Mujair (Oreochromis mossambica) merupakan ikan yang telah beradaptasi luas di Indonesia berkat kemampuan berkembangbiaknya yang cepat. Telur mujair dierami di dalam mulut induk betina selama 3-4 hari. Larva yang baru menetas akan hidup dari kuning telurnya selama 5-7 hari. Pada hari ke 8, larva mujair mulai bisa makan Selama periode 14-17 hari larva mujair dilindungi oleh induk betina di dalam mulutnya. Sesekali larva ikan keluar dari mulut induknya, berenang di sekitar induknya untuk mendapatkan makanan.

Ketika lepas dari perlindungan mulut induk betina, larva mujair biasanya mencapai ukuran 9 ? 10 mm. Tingkat ketahanan hidup larva sampai dengan tahap ini bervariasi antara 80 ? 90 % dari total larva yang ditetaskan. Predator larva mujair adalah ikan-ikan predator yang berukuran lebih besar misalnya ikan Gabus.

Secara umum Orechromis termasuk kelompok herbivora, tetapi ada perbedaan nyata antar jenis ikan Orechromis. Ikan mujair mampu mengkonsumsi berbagai jenis makanan di lingkungannya, seperti plankton, sisa-sisa dedaunan, organisme bentos, detritus, larva ikan lain dan sebagainya.

Juvenil mujair cenderung mengkonsumsi zooplankton, tetapi pada fase remaja mujair cenderung omnivora yang mengkonsumsi berbagai bahan organik di dasar perairan seperti sisa-sisa bahan organik yang terurai di dasar perairan, dedaunan dan periphyton. Saat dewasa, selain detritus, plankton dan periphyton, ikan mujair juga mampu memakan serangga kecil di perairan.

Kecepatan pertumbuhan mujair dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan jenis kelaminnya. Secara umum ikan mujair yang hidup di alam tumbuh lebih lambat dibandingkan yang dipelihara di dalam kolam. Meski demikian ikan yang hidup di alam mencapai kematangan gonad pada ukuran yang lebih besar dan usia yang lebih lama dibandingkan dengan yang dipelihara di kolam. Pengaruh lingkungan terhadap laju pertumbuhan ikan sangat besar sehingga variasi laju pertumbuhan ikan juga tinggi. Ada kalanya mujair mencapai berat 90 ? 100 g dalam waktu 5-6 bulan, tetapi di lain tempat ikan mujair baru bisa mencapai ukuran 90 g setelah berumur 1 tahun.

Ikan mujair yang dipelihara secara tradisional di kolam-kolam pekarangan rumah di Indonesia biasanya mencapai berat 100 g dalam waktu 4-5 bulan. Kolam-kolam tersebut biasanya diberi pupuk dan ikan diberi tambahan makanan dari sisa-sisa buangan dapur.
Ikan mujair (dan kelompok ikan Orechromis lainnya) termasuk jenis yang tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan perairan. Tingkat kelulushidupan mujair di kolam-kolam peliharaan mulai dari tebar ukuran fingerling (benih ukuran 5-7 cm) sampai dengan panen berkisar antara 70-90 %

Ikan mujair yang hidup di alam mencapai kematangan gonad pada ukuran 100 -150 g (8-12 bln), sedangkan ikan yang dipelihara di kolam biasanya baru matang gonad pada ukuran 200 g ke atas. Karena di alam ikan mujair cenderung lebih cepat matang gonad, maka perkembangbiakannya cenderung lebih cepat. Mujair mendiami hampir seluruh perairan di Indonesia, baik waduk, sungai maupun rawa-rawa. Demikian, semoga bermanfaat.

1. SEJARAH SINGKAT
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.

Pernahkah anda makan lauk ikan Mujair? Ikan Mujair yang pada awalnya hidup di air laut namun sejak tahun 1936 ikan itu dapat hidup di air tawar berkat kegigihan orang yang bernama Mujair dari Blitar. Ikan Mujair nama ilmiahnya adalah Oreochromis mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, kadang-kadang orang menyebutnya "Java tilapia".

Hari ini tepat tanggal 25 Maret 2010, sekelompok anak muda Blitar yang dikoordinir Mas Doni 'blek' Widodo dan Mas Awan Lukitha menggelar acara Peringatan hari ditemukannya ikan Mujair pada tanggal 25 Maret 1936. Acara digelar di makam Mbah Mujair Desa Papungan Kecamatan Kanigoro Blitar. Tujuannya untuk menghormati sekaligus mengajak masyarakat luas menghargai jasa Mbah Mujair yang mana berkat upaya beliau Ikan Mujair dapat mudah dikembangbiakkan di seluruh Indonesia sebagai konsumsi.

Dengan acara ceremonial yang cukup sederhana, yang pada inti acara itu adalah menghaturkan doa'- do'a untuk arwah Mbah Mujair yang telah meninggal pada 7 September 1967. Acara yang digelar di komplek makam Desa Papungan itu merupakan pertama kali dilakukan atas prakarsa Mas Doni Dkk.

Selain para undangan hadir pula dalam acara peringatan tersebut adalah Bapak Kepala Desa papungan, perwakil dari Kecamatan Kanigoro, perwakilan dari Dinas terkait dan juga hadir pula Mbah Moenir putra ke 5 Mbah Mujair serta Ibu Sri Supadmi cucu Mbah Mujair. Diakhir acara, undangan dipersilahkan menabur bunga di pusara Mbah Mujair dan istrinya, dan yang pertama diberi kesempatan amenaburkan bunga adalah adalah Mbah Moenir dan Mbah Sri Supadmi selaku sanak keluarga Mbah Mujair. Berikutnya seluruh undangan dipersilahkan menikmati hidangan sederhana dengan lauk Ikan Mujair sebagai tanda pengingat betapa Mbah Mujair memiliki andil besar dalam mempermudah memelihara atau beternak Ikan Mujair untuk kemudian dikonsumsi sampai sekarang.

Sampai saat ini belum banyak yang tahu, bahwa Ikan Mujair yang sering kali dikonsumsi masyarakat Blitar khususnya dan Indonesia pada umumnya pada awalnya merupakan buah karya pemijahan yang dilakukan mbah Mujair sehingga ikan Java Tilapia itu dapat dikembangbiakkan dalam air tawar. Merujuk piagam penghargaan yang diterima Mbah Mujair tidak hanya dari pemerintah era Bung Karno namun juga dari negara-negara asia, kiranya patutlah untuk dibanggakan sekaligus dapat dijadikan motivator bagi generasi sekarang.

Mbah Mujair layak mendapat tempat sebagaimana orang-orang yang telah berjasa terhadap bangsa ini khususnya dalam bidang ekonomi yang tidak kalah penting dari bidang-bidang lainnya.

2. SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.

3. JENIS
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut: Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Percomorphi Sub-ordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Species :Oreochromis mossambicus

Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain: mujair biasa, mujair merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.

4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2)Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3)Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.

6.PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1.Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain:

a. Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.

b. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

c. Kolam pembesaran Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu: -Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam.

Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani. - Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. -Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.

d. Kolam/tempat pemberokan Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan

2) Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

3) Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

6.2. Pembibitan Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.

1) Pemilihan Induk Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:
a.Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengankwalitas yang tinggi.
b. Pertumbuhannya sangat cepat.
c.Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
d. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
e. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
f. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a. Betina - Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
-Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
-Warna perut lebih putih.
-Warna dagu putih.
-Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

b. Jantan -Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
-Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
-Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.

Sumber : http://www.trobos.com
Budidaya Ikan Mujair
Mengenang Mbah Mujair
◄ Newer Post Older Post ►