Pengetahuan dasar tersebut adalah sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menentukan jenis/merk pakan udang yang akan digunakan dalam proses budidaya udang. Pengambilan keputusan yang tidak didasari pada pengetahuan yang memadai dapat mengakibatkan tingkat keuntungan secara finansial suatu usaha budidaya udang tidak akan optimal. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa parameter praktis yang dapat digunakan dalam menguji kualitas pakan udang, yaitu (i) kandungan nilai gizi, (ii) tingkat kelarutan pakan di dalam air, dan (iii) aroma pakan. Parameter-parameter tersebut secara praktis pula dapat diuji secara langsung di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan kualitas dan tingkat kelayakan suatu jenis/merk pakan udang yang akan digunakan.
Secara garis besar kegiatan pengujian untuk mengetahui kualitas pakan udang dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
- Pengujian  terhadap pakan udang sebagai produk yang akan digunakan dalam proses  budidaya udang. Kegiatan ini lebih mengarah pada upaya menilai tingkat  kelayakan pakan sebagai sebuah produk skala industri yang dihasilkan  oleh pihak produsen.
 - Pengujian terhadap pakan udang sebagai obyek yang akan dikonsumsi oleh udang di dalam perairan tambak. Kegiatan ini mengarah pada upaya menilai pemenuhan kebutuhan udang terhadap pakan berdasarkan food habit dan feeding habit.
 
- Cermati  komposisi dan kandungan nilai gizi yang tercantum pada bagian luar  kemasan pakan udang tersebut. Sebagai upaya mendapatkan perbandingan  hasil, maka sebaiknya kegiatan ini dilakukan pada beberapa merk pakan  pada nomor/ukuran pakan yang sama.
Selain komposisi dan kandungan nilai gizi, maka hal yang perlu dicermati pada kemasan sebuah merk pakan adalah kode produksi dan tanggal kadaluarsa dari pakan tersebut. Untuk mengetahui kode tersebut sebaiknya didiskusikan dengan teknisi pakan/marketing dari produsen pakan, karena masing-masing produsen mempunyai kode produksi dan tanggal kadaluarsa yang berbeda satu sama lain. - Amati kondisi fisik dari pakan udang di dalam  kemasan tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah secara  fisik pakan tersebut relatif masih bagus atau sudah hancur.  Jika secara  fisik kondisi pakan sudah terlihat hancur (bentuk serbuk) maka pakan  tersebut sebaiknya tidak digunakan karena sudah mengalami proses  dekomposisi, meskipun berdasarkan kode produksi pakan tersebut belum  melewati tanggal kadaluarsa.
 - Cium aroma pakan tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah secara aroma pakan tersebut masih layak digunakan. Jika pakan udang yang akan digunakan sudah berbau tengik, maka seperti item no. 2 di atas pakan tersebut sebaiknya tidak digunakan karena sudah mengalami proses dekomposisi, meskipun berdasarkan kode produksi pakan tersebut belum melewati tanggal kadaluarsa.
 
- Menguji tingkat kekerasan  tekstur pakan udang tersebut dengan menekan/memijit pakan dengan  menggunakan ujung dua jari (bisa juga dengan menggigit pakan tersebut).   Jika pakan tersebut dirasakan sangat keras, maka sebaiknya pakan  tersebut tidak digunakan karena dikhawatirkan tidak akan dikonsumsi  udang sehingga pakan tersebut akan menjadi mubazir di dalam perairan  tambak.
 - Menguji tingkat kelarutan pakan udang di dalam  air. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara meletakkan contoh pakan di  dalam gelas/wadah transparan yang berisi air. Amati dan hitung berapa  lama waktu yang dibutuhkan pakan tersebut untuk larut di dalam air. Jika  pakan udang telah larut dalam waktu relatif cepat (kurang dalam  setengah jam), maka dikhawatirkan pakan tersebut tidak sempat dikonsumsi  udang karena sudah terlarut dalam air. Sebaliknya jika pakan tersebut  relatif lama larut di dalam air (lebih dari 3 – 4 jam), maka  dikhawatirkan pakan tersebut tidak dikonsumsi oleh udang karena  teksturnya terlalu keras. (Kegiatan ini terutama dilakukan untuk pakan  dengan ukuran pellet).
 - Menguji aroma pakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketertarikan udang terhadap rangsang aroma pakan yang diberikan. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam petakan tambak yaitu dengan cara menaburkan sampel pakan di pinggiran/dinding tambak. Jika udang terlihat segera menghampiri pakan tersebut, maka secara aroma pakan tersebut layak untuk digunakan. Sebaliknya jika udang tidak terlihat menghampiri sampel pakan yang diberikan maka pakan tersebut perlu dipertimbangkan tingkat kelayakannya. (catatan: kegiatan ini dapat dilakukan pada saat kondisi dan kualitas populasi udang dalam petakan tambak tersebut relatif bagus).