INDRAMAYU - Ratusan rumah di pesisir Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, (20/1), terendam banjir rob. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Lebih dari 500 rumah nelayan di Indramayu terendam.
Rob menggenangi dua kecamatan, yaitu Kandanghaur dan Losarang. Selain pemukiman warga, bangunan sekolah turut terendam. Akibatnya, para siswa terpaksa diliburkan.
Menurut warga, banjir rob kerap terjadi saat bulan purnama. Hingga kini, belum ada bantuan dari pemerintah setempat. Karena itu, mereka terpaksa meminta bantuan kepada pengguna jalan di jalur utama Pantai Utara.
Korban Banjir Indramayu Minta-Minta Sedekah di Pinggir Jalan
Sementara itu, koban banjir di Indramayu terpaksa mengungsi di pinggir-pinggir jalan. Untuk mengganjal perut mereka yang kosong, sebagian pengungsi terpaksa berharap sedekah ke pengguna jalan yang melintas di Jalur Utama Pantura.
Banjir yang merendam sekitar 3 ribu rumah di 5 Kecamatan; Patrol, Sukra, Bongas, Anjatan dan Losarang sejak Selasa (18/1) subuh hingga saat ini menurut warga cukup menyengsarakan. Gara-gara banjir, mereka kehilangan mata pencaharian.
Berharap bantuan kemanusiaan yang tak kunjung datang, para pengungsi korban banjir terpaksa menengadahkan ember, baskom dan kardus mengharap belas kasihan para pengguna jalan.
Seperti yang dilakukan Parno (11), sejak pagi sudah sibuk memegang ember dan meminta sedekah dari pengguna jalan yang melintas di Jalur Utama Pantura Indramayu. Bocah yang mengharap sedekah dari penguna jalan itu jumlahnya relatif banyak mencapai puluhan anak.
Aparat kecamatan, Rabu (19/1) mulai mendata jumlah KK termasuk rumah warga yang terendam banjir. Pendataan dilakukan untuk memudahkan aparat kecamatan membagi bantuan terutama bahan pangan yang rencananya akan dibagikan Rabu (19/1) ini. (metrotv, poskota)
Korban Banjir Indramayu Minta-Minta Sedekah di Pinggir Jalan
Sementara itu, koban banjir di Indramayu terpaksa mengungsi di pinggir-pinggir jalan. Untuk mengganjal perut mereka yang kosong, sebagian pengungsi terpaksa berharap sedekah ke pengguna jalan yang melintas di Jalur Utama Pantura.
Banjir yang merendam sekitar 3 ribu rumah di 5 Kecamatan; Patrol, Sukra, Bongas, Anjatan dan Losarang sejak Selasa (18/1) subuh hingga saat ini menurut warga cukup menyengsarakan. Gara-gara banjir, mereka kehilangan mata pencaharian.
Berharap bantuan kemanusiaan yang tak kunjung datang, para pengungsi korban banjir terpaksa menengadahkan ember, baskom dan kardus mengharap belas kasihan para pengguna jalan.
Seperti yang dilakukan Parno (11), sejak pagi sudah sibuk memegang ember dan meminta sedekah dari pengguna jalan yang melintas di Jalur Utama Pantura Indramayu. Bocah yang mengharap sedekah dari penguna jalan itu jumlahnya relatif banyak mencapai puluhan anak.
Aparat kecamatan, Rabu (19/1) mulai mendata jumlah KK termasuk rumah warga yang terendam banjir. Pendataan dilakukan untuk memudahkan aparat kecamatan membagi bantuan terutama bahan pangan yang rencananya akan dibagikan Rabu (19/1) ini. (metrotv, poskota)