Pasokan ikan laut segar di Pulau Jawa, terutama di kawasan pantai utara, sementara masih terganggu akibat tingginya gelombang laut yang belum mereda. Ini menyebabkan harga rata-rata semua jenis ikan laut di Jawa Tengah dan Jawa Timur melonjak 50% dibanding harga normalnya pekan lalu.
Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Martani Husaini mengatakan, di sentra-sentra nelayan tradisional dan kapal ikan di Jawa Tengah, suplai drop hingga setengahnya akibat gelombang pasang. Ini diakibatkan kapal-kapal penangkap ikan tidak bisa merapat untuk memasok ikan. Jenis ikannya antara lain kembung dan julung-julung.
Menurut Martani, kondisi seperti ini memang bersifat temporer dan tidak merata di garis pantai. Sebab, berdasarkan prediksi peta cuaca, badai laut terkonsentrasi di wilayah perairan Samudera India, dengan kawasan terdampak pantai Tegal dan Jepara.
Sementara itu, di Indramayu, misalnya, saat ini pasokan ikan laut justru sedang melimpah. Selain cuaca pesisir relatif kondusif untuk merapat, ini dikarenakan sebagian kapal asal pantai Jawa Tengah memilih menurunkan hasil tangkapannya ke Indramayu.
Martani menambahkan, akibat suplai terganggu, industri pengolahan ikan di Jawa mulai merasakan dampaknya. Para pengusaha mulai mengeluh sulitnya mendapatkan bahan baku. Industri pengolahan menyiasatinya dengan melepas stok lama di cold storage.
Sementara itu, Martani mengatakan, gangguan serupa belum terlihat terjadi wilayah Indonesia Timur. Pasokan ikan laut segar untuk Minahasa, misalnya, masih normal karena kondisi cuaca yang baik.
Saat ini, menurut Martani, KKP terus memantau perkembangan kondisi. Pemerintah berupaya terus mengintensifkan koordinasi di antara pelabuhan ikan tangkap wilayah yang terdampak dengan yang tidak untuk menjamin lokasi kapal untuk merapat. (MI)
Sementara itu, di Indramayu, misalnya, saat ini pasokan ikan laut justru sedang melimpah. Selain cuaca pesisir relatif kondusif untuk merapat, ini dikarenakan sebagian kapal asal pantai Jawa Tengah memilih menurunkan hasil tangkapannya ke Indramayu.
Martani menambahkan, akibat suplai terganggu, industri pengolahan ikan di Jawa mulai merasakan dampaknya. Para pengusaha mulai mengeluh sulitnya mendapatkan bahan baku. Industri pengolahan menyiasatinya dengan melepas stok lama di cold storage.
Sementara itu, Martani mengatakan, gangguan serupa belum terlihat terjadi wilayah Indonesia Timur. Pasokan ikan laut segar untuk Minahasa, misalnya, masih normal karena kondisi cuaca yang baik.
Saat ini, menurut Martani, KKP terus memantau perkembangan kondisi. Pemerintah berupaya terus mengintensifkan koordinasi di antara pelabuhan ikan tangkap wilayah yang terdampak dengan yang tidak untuk menjamin lokasi kapal untuk merapat. (MI)