Semua alat elektronik mengeluarkan sejenis medan elektromagnetik (electromagnetic field atau EMF) yang merupakan salah satu jenis radiasi. EMF adalah jenis radiasi yang non-ionisasi, atau radiasi yang energinya bahkan tidak cukup untuk mengionisasi atom atau mengeksitasi elektron, berbeda dengan radiasi uranium, yang merupakan radiasi ionisasi.
Namun, jika pengguna barang barang elektronik tersebut terlalu lama terkena radiasi EMF dari barang barang elektronik akan mempengaruhi terhadap kesehatannya.
Seperti pada penggunaan laptop atau computer, radiasi yang keluar dari laptop kebanyakan berasal dari dalam komponen laptop, seperti harddisk dan chip memori, daripada yang keluar dari layar
Ahli kesehatan Dr. Setiajid Yang mengatakan, jika seseorang bekerja dengan komputer sekitar 12 jam sehari, terlebih monitor komputernya tidak dilindungi dengan filter Anti radiasi, maka radiasi dari monitor computer itu akan menyebabkan mata perih dan merah. Sebab monitor komputer menghasilkan radiasi sinar X, ultraviolet, dan radiasi electromagnetic (sama dengan yang dihasilkan oleh microwave).
”Dari hasil riset sebuah lembaga penelitian di Amerika Serikat yang pernah say abaca disebutkan bahwa radiasi monitor komputer secara diagonal terjadi bocoran radiasi yang jauh lebih besar jika kita berhadapan secara langsung. Misalnya kalau kita berhadapan langsung, besarnya radiasi x ; maka dengan monitor yang sama kalau kita di posisi diagonalnya, besarnya radiasi x+y),” katanya.
Oleh karenanya, si pengguna computer itu berpotensi menderita keretakan retina disebabkan pancaran radiasi gelombang beta yang ditimbulkan oleh monitor komputer. Monitor komputer produksi mulai tahun 2004 telah menyertakan sebuah komponen silikon radioaktif lemah (grup metalloids) yang mampu membuat warna XVGA lebih cerah dengan biaya yang murah. pancaran radioaktif ini akan terus aktif hingga meluruh habis selama 20 tahun. kerusakan pada mata tidak serta merta, tetapi bersifat gradual. selalu isitirahatkan mata anda dengan cara menutup mata tiap 3 jam berkomputer selama 5 menit.
Menurut Dr Setiadjit Yang, batas medan elektromagnetik yang bisa ditoleransi tubuh manusia adalah 2.5 miliGauss sedangkan laptop bisa mengeluarkan radiasi lebih dari 150 mG saat digunakan.
“Kemajuan teknologi yang memberi kemudahan pada manusia dalam melakukan aktivitas kesehariannya juga memiliki dampak seperti penggunaan computer atau telepon genggam yang menghasilkan radiasi dan berpengaruh negative terhadap kesehatan manusia. Oleh karena itu kita harus bijak dalam menggunakan teknologi,” katanya.
Oleh karena itu, jika harus menggunakan laptop dalam aktivitas sehari harinya maka disarankan melakukan beberapa hal untuk mengurangi radiasi. Pertama, Bila bekerja dengan komputer disarankan untuk setiap sekitar 30 sampai 50 menit mengistirahatkan mata selama 5 menit, lihat tanaman yang berwarna hijau, lihat objek dengan jarak pandang yang berubah mulai dari yang terdekat sampai terjauh (lihat ke awan).
Kedua disarankan untuk menghindari meletakan laptop di atas paha saat bekerja karena tidak adanya jarak tubuh dengan laptop menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap radiasi.
Komputer desktop dilengkapi dengan casing metal sehingga membentuk pelindung Gauss yang melindungi dari radiasi. Namun pada pembuat laptop ada yang menghilangkan pelindung ini dari produknya agar laptop mereka lebih ringan dan lebih menarik pengguna.
Profesor Olle Johansson dari Karolinska Institute in Swedia mengatakan, efek radiasi sangat mengganggu jaringan tubuh manusia terutama pada kulit, telinga, mata, sistem syaraf dan dapat menyebabkan gangguan sel yang menyebabkan mutasi gen. Seperti juga yang terjadi pada laptop.
Untuk menghindari efek negatif radiasi dari Laptop atau computer disarankan untuk mungkin menghindari pengaruh radiasi secara langsung yang hebat pada monitor serta sistem mekanisnya. Dalam sebuah riset ditemukan pada 30.000 kasus pada pekerja komputer tahun 1969, menemukan kasus mayoritas yang terjadi adalah selain kanker otak juga gangguan sistem saraf pusat manusia juga menyebabkan kematian.
Memang bukan perkara yang mudah untuk menghindari radiasi komputer karena untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari kita selalu dituntut untuk tetap berada di depan komputer. Namun, masih ada beberapa cara seperti diatas yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek buruk dari radiasi komputer.
Selain laptop, ternyata WI-FI ( wireless fidelity ) atau jaringan lokal nir kabel, yang semakin populer penggunaannya juga menjadi penyebab radiasi terhadap tubuh manusia.
Dengan Wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon. Sayangnya, dibalik kemudahan yang ditawarkan Wi-fi ternyata hal itu berdampak negatif terhadap kesehatan. Bahaya yang ditimbulkan dari Wi fi yakni dapat mengakibatkan nyeri dikepala, gangguan tidur (insomnia), mual-mual terutama bagi mereka yang electrosensitif.
Tranceiver (penerima) koneksi wireless juga menghasilkan radiasi microwave, sehingga ada juga dugaan yang menyebutkan bahwa sinyal wireless (atau wi-fi, wireless fidelity) jauh lebih berbahaya.
Berdasarkan hasil temuan yang dilakukan di Inggris menyebutkan tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich, yang memiliki lebih dari seribu murid, lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler umumnya. Pengukuran yang dilakukan menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel.
Temuan ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak daripada orang dewasa. Namun organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization) menyangkal hasil temuan tersebut dan menyebut efek WI-FI masih di bawah batas yang bisa merusak tubuh manusia.
Barang elektronik lainnya yang juga berbahaya terhadap kesehatan manusia adalah Handphone atau telephon genggam. Efek radiasi dari Handphone menyebabkan penggunanya mudah mengantuk, susah tidur, menurunkan tingkat kecerdasan, mempengaruhi fungsi otak pada anak anak, pemicu kanker mulut, berbahaya bagi janin yang ada dalam kandungan, membuat tuli, mempengaruhi tingkat kesuburan pada pria, penyebab infeksi mulut, peningkatan risiko autis pada anak, risiko stroke akibat perubahan protein albumin serta mempengaruhi fungsi enzim dan protein, merusak DNA dan mengganggu perkembangan otak pada anak dan memicu tumor otak, membuat pembuluh darah di leher menyempit sehingga meningkatkan tekanan darah, pemakaian ponsel selama 35 menit dapat menaikan tekanan darah 5-10 mmHg. (gus).