Selain omega-3 dan omega-6, susu organik juga mengandung vitamin A, vitamin E dan anti oksidan. Sapi yang di pelihara secara organik, di gembala dan di beri pakan rumput segar maka hasil produksi susunya mengandung vitamin E (alfa tokoferol) 50% lebih tinggi dan beta karoten (di dalam tubuh di ubah menjadi vitamin A) 75% lebih tinggi, serta kandungan anti oksidan lutein dan zeaxanthine tiga kali lebih tinggi. Semua susu mengandung asam linoleat terkonyugasi yang di percaya menambah kekebalan tubuh dan mengurangi pertumbuhan tumor. Kandungan asam linoleat dalam susu organik lebih tinggi, hal ini kemungkinan di karenakan sapi organik lebih banyak di beri makan rumput dan pakan alami ketimbang pakan berkosentrat.
Susu sapi organik dapat mengurangi resiko terkontaminasi residu pestisida yang terbawa pada susu. Hal ini di karenakan pakan sapi organik yang di berikan tidak mengandung pestisida (insektisida, fungsida atau herbisida). Dari sebuah laporan menyatakan telah di temukan pestisida berbahaya sebanyak 18% pada contoh susu non-organik atau yang di sebut lindane. Lindane adalah hormon pengganggu yang berkaitan dengan cacat lahir, kelainan seksual, kanker payudara dan gangguan pada alat reproduksi. Sedangkan pada susu organik tidak di temukan pestisida atau pun lindane.
Sapi organik hanya di beri antibiotik saat sakit, berbeda dengan sapi non-organik yang di berikan antibiotik secara rutin sebagai tindakan pencegahan. Disaat sapi organik di berikan antibiotik maka susu sapi yang di hasilkan tidak dapat di konsumsi selama 2x24 jam. Hormon Pemacu Pertumbuhan (HPP) pada sapi termak bertujuan untuk meningkatkan berat badan ternak tanpa harus di beri pakan dalam jumlah banyak dan meningkatkan kesuburan ternak. Sedangkan efek samping dari HPP berdampak pada pubertas dini pada anak, gangguan hormon seks dan kanker payudara. Sapi organik di larang menggunakan hormon kesuburan.
Kualitas susu sapi non-organik yang rendah dengan ketergantungan pada penekanan penggembalaan dan pupuk kimia semanggi yang rendah pula. Susu sapi non-organik juga lebih beragam dalam konten gizi. Hasilnya menunjukkan tingkat keseragaman dalam praktik memberi makan ternak di peternakan penyuplai susu organik yang lebih besar. Hal tersebut terjadi karena tidak ada perbedaan secara konsisten dalam komposisi lemak.
Sumber: Dari berbagai sumber