Proyek Jalan Tol Batam Akan Ditenderkan

BATAM – Badan Pengusahaan FTZ Batam berencana menenderkan proyek jalan tol Batu Ampar-Muka Kuning-Hang Nadim sepanjang 25 kilo meter dengan nilai dua triliun rupiah pada akhir tahun 2011.



Direktur Perencanaan Teknik BP FTZ Batam, Istono mengatakan, proyek jalan tol dalam kota Batam sepanjang 25 kilo meter mulai ditenderkan akhir tahun 2011 dan diharapkan pada 2012 sudah diketahui pemenangnya sehingga pekerjaan konstruksi bisa dimulai tahun 2013 hingga 2015. Dengan demikian pada tahun 2016 jalan tersebut sudah bisa dioperasionalkan.

”Jumlah kendaraan di Batam terus bertambah, sehingga perlu diantisipasi dengan menambah ruas jalan baru agar tidak macet seperti Jakarta,” katanya, Senin (27/12).

Nilai proyek tol Batam ditaksir dua triliun rupiah yang akan digunakan untuk pekerjaan konstruksi sekitar 1,7 triliun rupiah dan pembebasan lahan 271 miliar rupiah. Proyek tersebut nantinya akan ditangani Kementeria Pekerjaan Umum melalui Badan Pengatur Jalan tol yang akan bertindak selaku penawar tender.

Menurut Istono, pembangunan jalan tol yang menghubungkan pelabuhan-bandara dan kawasan industri di Batam merupakan jawaban atas kebutuhan infrastruktur jalan raya di Kota Batam di masa mendatang untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan, seiring pemberlakuan status FTZ.

Dikatakan, dari hasil pra studi kelayakan yang dilakukan BP Batam bersama PT Geo Issec menyebutkan bahwa tingkat kepadatan kendaraan di Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalur terpadat di Batam mencapai 20 ribu satuan mobil penumpang per hari. Sementara itu, pertumbuhan kendaraan sekitar 10 persen per tahun.

Berdasarkan hasil studi tersebut maka direkomendasikan untuk menambah ruas jalan di Batam melalui pembangunan jalan tol.

Kepala Bank Indonesia Batam dalam kajian ekonomi regional Provinsi Kepri, Elang Tripaptomo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri sepanjang tahun 2010 ini diperkirakan lebih dari 7,0 persen yang sebagian besar dikontribusi dari Batam.

Salah satu sector ekonomi yang memberi sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Batam adalah konsumsi seperti konsumsi otomotif, sehingga kesiapan infrastruktur jalan untuk menyerap pertumbuhan otomotif mutlak dibutuhkan.

Direktur Pembangunan Badan Pengusahaan FTZ (BP) Batam, Budiman Maskan menambahkan selain membangun jalan tol, BP Batam juga berencana membangun sarana transportasi masal dengan sistem light rail transit (LRT) berupa monorail karena lebih simple dan efesien.

“Dari hasil studi kelayakan, maka alternatif yang akan dibangun uhntuk transportasi masal di Batam adalah monorail dengan dua jalur yakni Tanjunguncang-Batam Centre, sepanjang 17,7 kilometer dan Bandara Hang Nadim-Batuampar sepanjang 19,6 kilo meter,” katanya.

Untuk membangun monorail dan jalan tol tersebut, kata Budiman dibutuhkan investasi sekitar 4 triliun rupiah dan dananya rencananya diperoleh dari pemerintah serta swasta. (gus).
◄ Newer Post Older Post ►