Seperti yang terjadi tiga tahun belakangan ini, durasi genangan air cukup lama terjadi. Pada musim hujan 2009/2010 lama genangan bahkan sampai sekitar tiga bulan dengan elevasi Blawi sampai pada 0.70 SHVP (Surabaya Haven. Vloed Peil).
“Hal tersebut terjadi, ketika Sungai Bengawan Solo tinggi, pintu Sluis Kuro tidak bisa dibuka (karena di depan pintu kondisi air juga tinggi) sehingga tinggal berharap pembuangan bisa dilakukan lewat pintu Wangen, Boden dan Tambakombo. Padahal kondisi di tiga pintu yang menuju wilayah Gresik tersebut terjadi pendangkalan dan penyempitan. Karena itu perlu segera dilakukan normalisasi aliran buangnya, “ ujar Kadinas PU Pengairan Heru Sanjoto melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik.
Terkait penuntasan banjir tahunan di Bengawan Jero tersebut, Bupati Fadeli berharap agar proyek normalisasi Bengawan Jero segera dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Ditegaskan olehnya, pengerukan untuk normalisasi pembuangan melalui pintu Wangen adalah solusi jangka pendek masalah banjir Bengawan Jero yang harus segera dilaksanakan. “Untuk saat ini harus segera dituntaskan banjir Bengawan Jero dengan melakukan normalisasi pembuangan lewat pintu Kali Wangen, “ tegasnya.
Areal Bengawan sendiri cukup luas, mencapai skitar 10 ribu hektar dan berada di lima kecamatan. Yakni Kecamatan Kalitengah, Turi, Karangbinangun, deket dan Glagah. Areal ini dulunya adalah terminal air buangan debit banjir dari 16 kecamatan di sebelah barat dan selatan Bengawan Jero.
Ketika nanti New Sembayat Barrage sudah terbangun, akan bisa menjadi solusi jangka panjang banjir di kawasan Bengawan Jero. Karena selain akan menjadi tendon air bagi masyarakat di Lamongan dan gresik, bending gerak kedua di Lamongan ini juga bisa menjadi pengendali debit air di sisi depan pintu Sluis Kuro. Sehingga air dari Bengawan Jero bisa dibuang setiap saat menuju laut tanpa harus menunggu kondisi tinggi air di depan pintu.