Perkembangan ternak bebek secara tradisional di daerah bagian barat Indramayu, Jawa Barat, terus mengalami peningkatan karena didukung faktor alam, disamping produksi telur asin organik berhasil dipasarkan ke Jakarta dan sekitarnya..
Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Indramayu Toto Kusmanto mengatakan, peternak bebek yang ada di Eretan dan Indramayu Barat rata-rata satu peternak memelihara kurang lebih seribu bebek, bahkan peternak yang berhasil diatas tiga ribu bebek.
Menurut Toto, Peternakan bebek tradisonal di Kabupaten Indramayu masih memiliki peluang cukup lebar, karena persediaan pakan dari alam dan limbah olahan lahan sangat membantu meningkatkan hasil telur bebek organik, disamping harga telur bebek "angon" mampu bertahan, sehingga kesejahteraan mereka terus naik.
Sementara peternak bebek tradisional yang berada di Desa Soge Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu menambahkan nasi "aking" sebagai makanan bebek.
salah seorang penjual nasi"aking" di Indramayu, H. Badori, mengatakan, nasi "aking" biasanya dijadikan pakan tambahan peternak tradisional,selain harga terjangkau bebek dengan pakan tersebut mampu menghasilkan telur bebek organik.
Menurut Bandori, harga nasi "aking" saat ini dijual sekitar Rp2.700 per kilogram. Dalam satu hari ia mampu menjual hingga dua ton jika persediaan melimpah. Nasi aking tersebut didatangkan dari berbagai daerah seperti Cirebon, Sumedang, Karawang,"ujarnya.
Badori mengatakan, permintaan pakan ternak tambahan berupa nasi "aking" setiap tahun terus meningkat, sejalan dengan perkembangan peternak bebek tradisional yang semakin maju dibandingkan tahun sebelumnya. (ant)
Sementara peternak bebek tradisional yang berada di Desa Soge Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu menambahkan nasi "aking" sebagai makanan bebek.
salah seorang penjual nasi"aking" di Indramayu, H. Badori, mengatakan, nasi "aking" biasanya dijadikan pakan tambahan peternak tradisional,selain harga terjangkau bebek dengan pakan tersebut mampu menghasilkan telur bebek organik.
Menurut Bandori, harga nasi "aking" saat ini dijual sekitar Rp2.700 per kilogram. Dalam satu hari ia mampu menjual hingga dua ton jika persediaan melimpah. Nasi aking tersebut didatangkan dari berbagai daerah seperti Cirebon, Sumedang, Karawang,"ujarnya.
Badori mengatakan, permintaan pakan ternak tambahan berupa nasi "aking" setiap tahun terus meningkat, sejalan dengan perkembangan peternak bebek tradisional yang semakin maju dibandingkan tahun sebelumnya. (ant)