Kisah duka kembali menimpa seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu. Kali ini, hal itu dialami seorang TKI asal Desa Wirakanan, Kecamatan Kandanghaur, Lucy Nurhayati (26). Dia tewas setelah jatuh dari lantai enam apartemen tempatnya bekerja di kawasan Kempinsky, Singapura Barat.
Staf KBRI untuk Singapura, Noviadi Wibowo saat mendampingi jenazah korban diantarkan ke kampung halaman korban, Senin (17/1), menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika korban sedang membersihkan dinding kaca di apartemen milik majikannya, Delip Singh, Kamis (13/1) lalu. Padahal, pekerjaan tersebut sangat berbahaya dan tidak ada dalam kontrak kerja.
Menurut Noviadi, keluarga Delip Singh sebenarnya segera membawa korban ke Singapura Hospital. Namun, nyawa korban tetap tidak tertolong. Peristiwa itupun langsung dilaporkan oleh majikan dan pihak agensi di Singapura kepada KBRI Singapura. Noviadi mengatakan, kasus itu kini sedang diselidiki pihak kepolisian Singapura. Hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Diduga, korban tewas akibat kecelakaan kerja.
Sementara itu, isak tangis sanak keluarga langsung pecah saat jenazah korban memasuki rumah duka. Bahkan, sejumlah keluarga mendadak pingsan karena tak kuasa menahan kesedihan itu.
Perwakilan PT Cemerlang Sinar Budi Insani, perusahaan yang memberangkatkan Lucy Nurhayati, Sembiring, mengatakan, pihaknya telah menyerahkan sisa gaji Lucy kepada keluarga korban. Tak hanya itu, pihaknya juga menyerahkan uang donasi yang diharapkan bisa meringankan beban keluarga korban.
Seperti diketahui, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah pengirim TKI terbesar di Jawa Barat. Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Indramayu, sepanjang 2006 sampai 2008, jumlah TKI asal Kabupaten Indramayu mencapai 25 ribu orang.
Sedangkan dari data Ditjen Binapenta Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dari tahun 2008-2010, tercatat ada 95.581 orang TKI asal Kabupaten Indramayu. Sedangkan jumlah TKI yang pulang ke tanah air per Oktober 2010 sebanyak 31.921 orang.
Namun, jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri maupun pulang dari luar negeri, sebenarnya jauh lebih tinggi. Pasalnya, selama ini banyak TKI yang berangkat tanpa rekomendasi dari Dinsosnakertrans Kabupaten Indramayu.
Sebagian besar TKI itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan didominasi kaum perempuan. Selain negara-negara di kawasan Timur Tengah, para TKI juga banyak yang berangkat ke negara-negara Asia lainnya, seperti Singapura, Brunei Darusalam, Hongkong, Jepang, dan Taiwan.
Para TKI itu pun selama ini telah menjadi pahlawan devisa yang bisa mendatangkan banyak uang ke dalam negeri. Data di Kantor Pos Indramayu menyebutkan, pada 2010, transaksi kiriman uang dari para TKI asal Indramayu melalui jasa Western Union mencapai sekitar 12.000 transaksi per bulan. Bila dihitung rata-rata per hari, maka transaksi pengiriman uang dari para TKI mencapai kurang lebih 4.000 transaksi per hari.
Dari jumlah transaksi tersebut, nilai uang yang dikirimkan para TKI mencapai kurang lebih Rp 1 miliar per hari. Jika dihitung per tahun, maka kiriman uang dari para TKI yang mengalir ke Indramayu bisa mencapai lebih dari Rp 300 miliar. (republika)
Menurut Noviadi, keluarga Delip Singh sebenarnya segera membawa korban ke Singapura Hospital. Namun, nyawa korban tetap tidak tertolong. Peristiwa itupun langsung dilaporkan oleh majikan dan pihak agensi di Singapura kepada KBRI Singapura. Noviadi mengatakan, kasus itu kini sedang diselidiki pihak kepolisian Singapura. Hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Diduga, korban tewas akibat kecelakaan kerja.
Sementara itu, isak tangis sanak keluarga langsung pecah saat jenazah korban memasuki rumah duka. Bahkan, sejumlah keluarga mendadak pingsan karena tak kuasa menahan kesedihan itu.
Perwakilan PT Cemerlang Sinar Budi Insani, perusahaan yang memberangkatkan Lucy Nurhayati, Sembiring, mengatakan, pihaknya telah menyerahkan sisa gaji Lucy kepada keluarga korban. Tak hanya itu, pihaknya juga menyerahkan uang donasi yang diharapkan bisa meringankan beban keluarga korban.
Seperti diketahui, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah pengirim TKI terbesar di Jawa Barat. Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Indramayu, sepanjang 2006 sampai 2008, jumlah TKI asal Kabupaten Indramayu mencapai 25 ribu orang.
Sedangkan dari data Ditjen Binapenta Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dari tahun 2008-2010, tercatat ada 95.581 orang TKI asal Kabupaten Indramayu. Sedangkan jumlah TKI yang pulang ke tanah air per Oktober 2010 sebanyak 31.921 orang.
Namun, jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri maupun pulang dari luar negeri, sebenarnya jauh lebih tinggi. Pasalnya, selama ini banyak TKI yang berangkat tanpa rekomendasi dari Dinsosnakertrans Kabupaten Indramayu.
Sebagian besar TKI itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan didominasi kaum perempuan. Selain negara-negara di kawasan Timur Tengah, para TKI juga banyak yang berangkat ke negara-negara Asia lainnya, seperti Singapura, Brunei Darusalam, Hongkong, Jepang, dan Taiwan.
Para TKI itu pun selama ini telah menjadi pahlawan devisa yang bisa mendatangkan banyak uang ke dalam negeri. Data di Kantor Pos Indramayu menyebutkan, pada 2010, transaksi kiriman uang dari para TKI asal Indramayu melalui jasa Western Union mencapai sekitar 12.000 transaksi per bulan. Bila dihitung rata-rata per hari, maka transaksi pengiriman uang dari para TKI mencapai kurang lebih 4.000 transaksi per hari.
Dari jumlah transaksi tersebut, nilai uang yang dikirimkan para TKI mencapai kurang lebih Rp 1 miliar per hari. Jika dihitung per tahun, maka kiriman uang dari para TKI yang mengalir ke Indramayu bisa mencapai lebih dari Rp 300 miliar. (republika)