ABSTRAK : Permasalahan utama dalam budidaya udang windu (Penaeus monodon Fab.) adalah penurunan kualitas air tambak akibat masukkan bahan organik terutama sisa pakan yang tidak dimakan oleh udang. Salah satu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah teknologi bioflok yang dilakukan dengan melibatkan bakteri pembentuk flok dan mikroalga.
Pada tambak alami, bioflok dapat terbentuk dari mikroalga, bakteri, dan protozoa yang memanfaatkan senyawa anorganik hasil dekomposisi bahan organik seperti sisa pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pakan komersil udang, bakteri pembentuk flok (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.), dan mikroalga terhadap pembentukan bioflok dan pengaruhnya terhadap produktivitas udang windu serta prediksi dampak terhadap lingkungan dan nilai sosial-ekonomis dari penggunaan teknologi bioflok. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, pada tahap pertama yaitu optimasi pembentukan bioflok dengan komponen penyusun dari bakteri pembentuk flok (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga (Chaetoceros dan Thalassiosira) dengan menggunakan pakan komersil udang sebagai sumber utama materi karbon, nitrogen, dan fosfor dalam lima hari periode kultur; pada tahap kedua dilakukan uji pembentukan bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga terpilih (hasil optimasi dari tahap pertama) dengan menggunakan dua variasi jumlah pakan (15% dan 10% dari total biomassa udang) pada pemeliharaan udang windu PL-21 dalam skala laboratorium selama 21 hari periode kultur. Hasil dari tahap pertama, bioflok dengan komposisi mikroalga Chaetoceros sp. dan bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dengan menggunakan pakan komersil udang memberikan hasil struktur bioflok yang kompak, berwarna keemasan, dan berukuran lebih dari 100 μm dengan berat kering (0,0252±0,0032)g/10 ml.
Bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp. dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 15% dari biomasa udang memberikan hasil kesintasan udang windu yang berbeda nyata dengan nilai (66,67±31,45)% melalui uji ANOVA pada (P<0,05). Bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga Chaetoceros dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 15% dari biomasa udang, memberikan hasil laju pertumbuhan udang windu (0,0042±0,003)gr/hari dan bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga Chaetoceros dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 10% dari biomasa udang, memberikan nilai FCR (2,46±0,68). Aplikasi penggunaan teknologi bioflok dengan komponen penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga Chaetoceros sp. memiliki pengaruh yang nyata terhadap kualitas air kultur dengan menurunkan kadar nitrit sebesar 40,08% setelah 14 hari periode kultur. Penggunaan teknologi bioflok diprediksi dapat menjadi teknologi yang menjanjikan dalam akuakultur lingkungan pesisir. Penggunaannya dapat mengurangi biaya operasional sebesar 7,77%, dan diperlukan kerjasama antara pembudidaya, peneliti, masyarakat, dan lembaga pemerintahan dalam pengembangan teknologi bioflok.
Pada tambak alami, bioflok dapat terbentuk dari mikroalga, bakteri, dan protozoa yang memanfaatkan senyawa anorganik hasil dekomposisi bahan organik seperti sisa pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pakan komersil udang, bakteri pembentuk flok (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.), dan mikroalga terhadap pembentukan bioflok dan pengaruhnya terhadap produktivitas udang windu serta prediksi dampak terhadap lingkungan dan nilai sosial-ekonomis dari penggunaan teknologi bioflok. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, pada tahap pertama yaitu optimasi pembentukan bioflok dengan komponen penyusun dari bakteri pembentuk flok (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga (Chaetoceros dan Thalassiosira) dengan menggunakan pakan komersil udang sebagai sumber utama materi karbon, nitrogen, dan fosfor dalam lima hari periode kultur; pada tahap kedua dilakukan uji pembentukan bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga terpilih (hasil optimasi dari tahap pertama) dengan menggunakan dua variasi jumlah pakan (15% dan 10% dari total biomassa udang) pada pemeliharaan udang windu PL-21 dalam skala laboratorium selama 21 hari periode kultur. Hasil dari tahap pertama, bioflok dengan komposisi mikroalga Chaetoceros sp. dan bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dengan menggunakan pakan komersil udang memberikan hasil struktur bioflok yang kompak, berwarna keemasan, dan berukuran lebih dari 100 μm dengan berat kering (0,0252±0,0032)g/10 ml.
Bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp. dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 15% dari biomasa udang memberikan hasil kesintasan udang windu yang berbeda nyata dengan nilai (66,67±31,45)% melalui uji ANOVA pada (P<0,05). Bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga Chaetoceros dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 15% dari biomasa udang, memberikan hasil laju pertumbuhan udang windu (0,0042±0,003)gr/hari dan bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga Chaetoceros dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 10% dari biomasa udang, memberikan nilai FCR (2,46±0,68). Aplikasi penggunaan teknologi bioflok dengan komponen penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga Chaetoceros sp. memiliki pengaruh yang nyata terhadap kualitas air kultur dengan menurunkan kadar nitrit sebesar 40,08% setelah 14 hari periode kultur. Penggunaan teknologi bioflok diprediksi dapat menjadi teknologi yang menjanjikan dalam akuakultur lingkungan pesisir. Penggunaannya dapat mengurangi biaya operasional sebesar 7,77%, dan diperlukan kerjasama antara pembudidaya, peneliti, masyarakat, dan lembaga pemerintahan dalam pengembangan teknologi bioflok.
Kata kunci : udang windu, bioflok, Chaetoceros sp., Alcaligenes sp., Zoogloea sp.
teks lengkap >>