Selaku Lumbung Padi, Indramayu Terancam Hama

Para petani di sentra produksi pantura Indramayu, mengeluhkan ancaman tikus yang mengganas karena merusak tanaman padi yang baru saja ditanam.

Sepertihalnya tanaman padi usia dua pekan di wilayah Kecamatan Widasari dan Jatibarang Indramayu, sebagian batang padi rusak dimakan tikus. Meningkatnya populasi tikus di wilayah ini diduga akibat tidak putusnya siklus tanam menyebabkan penyebaran tikus menggila dan mengancam gagal tanam.

Seperti diungkapkan Sumardi (45) warga Desa Kebulen Kecamatan Jatibatang kepada Pelita, Minggu (9/1), petani kini tengah berupaya memasang racun tikus serta melakukan kropyokan tikus di areal pamatang sawah yang diduga menjadi sarang. Karena tikus pada MT tahun 2011 ini, populasinya cukup tinggi.

Kondisi yang sama juga dirasakan para petani di wilayah Desa Widasari, serangan hama tikus mengakibatkan banyaknya batang padi yang rusak , sehingga petani terpaksa melakukan tanam sulam, dengan menanam kembali bibit padi di areal sawah.

Serangan hama tikus dan penggerek batang serta wereng memang diperkirakan Disper-tanak akan menjadi hama yang cukup mengancam bagi petani di wilayah pantura Indramayu. Selain organisme pengganggu tanaman kondisi cuaca dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, juga menjadi ancaman lain yang bisa menyebabkan areal sawah terancam banjir.

Pada musim taman tahun 2011 ini, Dispertanak Indramayu memproyeksikan areal tanam padi seluas 118.000 hektar, wilayah yang menjadi andalan diantaranya Kecamatan Haurgeulis, Gabuswetan, Kadanghaur, Kertasemaya, Widasari serta Kecamatan Jatibarang. Diperkirakan ancaman gagal tanam berdasarkan data tahun lalu mencapai lebih dari 8.000 hektar. Angka ini diperkirakan tidak akan berpengaruh pada proyeksi pengadaan pangan karena kurang dari 10 persen dari total areal tanam (pelita)
◄ Newer Post Older Post ►