Cuaca Buruk, Hutang Lilit Para Nelayan Indramayu

Nasib nelayan di Indramayu kini tak menentu. Cuaca buruk yang menyebabkan mereka harus meminggirkan perahunya ke pantai selama waktu yang lama membuat hutang mereka terus bertumpuk.

Tukijan, seorang nelayan asal Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu mengatakan gelombang tinggi di laut membuat nelayan kapal kecil seperti mereka tak berani melaut. Tukijan mengisahkan, suatu hari dia pernah nekat melaut. Tapi di tengah lautan tiba-tiba saja ada gelombang tinggi dan angin kencang. Akibatnya, mereka pun balik kanan kembali ke darat dan akhirnya kerugian yang dia dapatkan.

Kerugian itu diakibatkan karena sebelum melaut mereka memerlukan modal untuk membeli solar dan lainnya sebesar Rp 500 ribu. Uang itu didapat dari hasil berhutang ke juragan kapal.

Ketua Serikat Nelayan Tradisional Kabupaten Indramayu Kajidin mengakui dalam kondisi seperti ini, nelayan tradisional lah yang paling terpukul. Karena perekonomian mereka sangat tergantung dengan pendapatan mencari ikan setiap harinya. Pendapatan itu pun biasanya dalam sehari habis, sehingga mereka harus setiap hari untuk melaut. Karena tidak bisa melaut, biasanya nelayan tradisional akan berhutang ke pemilik warung atau ke juragan-juragan kapal.

Sementara itu untuk membantu mengurangi beban ekonomi nelayan tradisional akibat cuaca buruk, Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, membagikan paket total 60 ton beras kepada 4 ribu KK nelayan. Beras tersebut berasal dari dana paceklik yang diambil dari retribusi nelayan sebesar 0,2 persen. (tempointeraktif)
◄ Newer Post Older Post ►