Harga cabe yang tinggi mencapai Rp80 ribu per Kg belakangan ini, seharusnya memang menguntungkan petani. Namun, kenyatannya harga cabe yang tinggi sepanjang sejarah itu tidak menguntungkan petani.
Kadis Pertanian dan Peternakan Kab.Indramayu, Ir. Toto Kusmarwanto, Senin (10/1) mengatakan, selama tahun 2010, curah hujan terlalu tinggi sehinga tingkat kelembaban udara sangat tinggi. Kondisi tersebut, menurut Toto, sangat menguntungkan OPT (Organisme Penggangu Tanaman), jamur dan bakteri. Dampaknya banyak tanaman cabe petani yang mati dan membuat petani cabe merugi.
Menurut Toto, mengingat tingginya intensitas serangan OPT, jamur dan bakteri terhadap tanaman cabe, banyak petani cabe di daerah sentra produksi seperti Kroya, Haurgeulis, Gantar, Cikedung, Sliyeg dan Terisi, terpaksa memetik cabe saat masih hijau alias panen sebelum waktunya.
Sementara menyinggung tingginya harga cabe di pasaran, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu mengajak masyarakat menanam cabe di setiap pekarangan rumah. Hal itu dilakukan agar masyarakat tak mengandalkan cabe dari kebun petani. (poskota)
Sementara menyinggung tingginya harga cabe di pasaran, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu mengajak masyarakat menanam cabe di setiap pekarangan rumah. Hal itu dilakukan agar masyarakat tak mengandalkan cabe dari kebun petani. (poskota)