![]()  |  Pemanfaatan utama areal persawahan adalah untuk menghasilkan komoditi pangan terutama tanaman padi. Daya dukung tanaman padi sebagai sumber bahan baku pakan ternak cukup besar. Beberapa limbah yang dikeluarkan dari usaha tanaman padi diantaranya jerami yang besarnya mencapai 100% dari produksi gabah, bekatul 1,5%, dedak kasar 4% dan dedak halus 2,5% dan sekam 24%. Limbah yang dihasilkan dari tanaman padi dapat digunakan secara keseluruhan. Jerami dapat digunakan sebagai pupuk atau pakan ternak, sekam untuk litter, dedak dan bekatul untuk pakan ternak dan merang sebagai media pertumbuhan jamur. | |
| Jerami melalui teknologi  pengolahan yang tepat dapat menjadi     sumber pakan yang berlimpah bagi  ternak. Potensi fisik jerami yang sangat besar belum     sepenuhnya  dimanfaatkan. Pemanfaatan jerami sebagian besar dibakar (37%) untuk  pupuk,     dijadikan alas kandang (36%) yang kemudian dijadikan kompos  dan hanya sekitar 15% sampai     22% yang digunakan sebagai pakan  ternak. Kendala utama penggunaan jerami sebagai bahan     pakan ternak  adalah kecernaan (45-50%) dan protein (3-5%) yang rendah. Nilai manfaat jerami padi sebagai bahan pakan ternak dapat ditingkatkan dengan dua cara, yaitu dengan mengoptimumkan lingkungan saluran pencernaan atau dengan meningkatkan nilai nutrisi jerami. Optimasi lingkungan saluran pencernaan terutama rumen, dapat dilakukan dengan pemberian bahan pakan suplemen yang mampu memicu pertumbuhan mikroba rumen pencerna serat seperti bahan pakan sumber protein. Cara fermentasi jerami yang dilakukan oleh BPTP Jawa Barat adalah melalui proses anaerob (tanpa membutuhkan udara) dengan memanfaatkan campuran beberapa bakteri seperti: Mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik dan lipolitik. Bahan dan alat yang digunakan cukup sederhana yaitu: 2 buah drum plastik bervolume 60-80 liter, pompa/motor sirkulasi 1 unit, selang/paralon secukupnya. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu: 
  |  ||
| Selama proses pembuatan perlu ada langkah  pengaktifan yaitu     dengan pengadukan larutan selama 3 hari sampai  menjadi rata. Hal-hal yang perlu     diperhatikan dalam pembuatan jerami  fermentasi adalah (1) tumpukan jerami tidak kena     hujan, bahan tidak  terlalu basah; (2) pisahkan sesuai varietas dan kondisi jerami (segar,      layu atau kering); (3) fermentasi jerami segar dapat dilakukan  dengan cara menyemprotkan     larutan starter : air : jerami = 1:100  pada setiap lapisan dengan perbandingan 1:10:100     untuk jerami yang  sudah layu, perbandingan 1:20:100 untuk jerami kering dan apabila jerami      dalam keadaan basah cukup dilakukan dengan menggunakan perbandingan  1:5:100. Susunlah     jerami mentah ditempat yang sudah disediakan dengan  tebal setiap hamparan 20-30 cm. Lebar     dan panjang hamparan sesuai  dengan kebutuhan. Tinggi atau tebal lapisan dapat mencapai 2,5     meter  dari dasar tumpukan. Kemudian simpan ditempat yang teduh dan tidak kena  hujan. Lama     fermentasi lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi  jerami dapat berjalan dengan baik     ditandai pada tumpukan jerami  tidak terbentuk panas atau keluar asap. Keadaan bahan yang     terlalu  basah atau terkena air hujan maka akan terjadi pembusukan jerami  akhirnya timbulah     panas yang menyebabkan hasil yang diperoleh tidak  menjadi baik. Jerami fermentasi yang     baik ciri-cirinya: Bentuk  jerami masih nampak segar tetapi texturnya sudah lunak dan     warnanya  ke-kuning-kuningan. Penyimpanan jerami fermentasi: dapat dilakukan dengan cara tertutup dan terbukan. Cara terbukan yaitu sebelum disimpan Jerami fermentasi harus dikering anginkan terlebih dahulu agar selama penyimpanan tidak tumbuh jamur yang dapat merusak kualitas jerami yang sudah dihasilkan. Lama penyimpanan hampir sama yaitu: dapat mencapai 2 tahun atau dapat disesuaikan dengan kondisi fisiknya. Sedangkan cara terbuka dilakukan dengan cara: (a) Buat satu tonggak bambu setinggi lebih kurang 6 meter, sebagai tonggak penguat tumpukan jerami; (b) Buat alas yang terbuat dari tepas bambu yang diberi jarak sedikit dari permukaan tanah; dan (c). Susun Jerami di atas alas secara melingkari tiang tonggak sampai terbentuk suatu lapisan melingkar. Kemudian menyusun lapisan berikutnya dengan arah yang berlawanan. Tebal lapisan masing-masing lebih kurang 30 cm, demikian selanjutnya sehingga diperoleh ketinggian lebih kurang 6 meter. Lama penyimpanan yang ideal 1 tahun. Pemberian pakan jerami diberikan dalam bentuk aslinya tanpa mengadakan pascapanen sekunder seperti pengepresan dan lain-lain. Waktu pemberian cukup 2 kali sehari dengan dosis sesuai dengan umur sapi. Untuk umur sapi 1-2 tahun diberikan jerami 5 kg/ekor, umur sapi 3 tahun diberikan 8 kg/ekor, dan umur sapi 4 atau lebih diberikan 9 kg/ekor. Untuk melengkapi kandungan gizi pakan sapi penggemukan perlu dilakukan pemberian makanan tambahan berupa tongkol/biji jagung fermentasi sebanyak 1 kg, dan 4 kg bekatul. Pada waktu musim kemarau atau tidak cukup persediaan pakan, dapat diberikan hijauan sebanyak 25% saja sedangkan lainnya dengan memberikan jerami fermentasi. Pemberian pakan ini cukup mendukung pertumbuhan sapi dengan baik.  | ||
Permentasi Jerami Untuk Pakan Ternak Sapi
Publish By Admin on Kategory : 
